JAKARTA – Delapan April 2014 adalah batas waktu berakhirnya dukungan microsoft terhadap Windows XP. Namun, dalam waktu yang sempit ini, Microsoft menemukan bahwa satu dari tiga komputer di Indonesia masih menggunakan sistem operasi lawas itu. Ini berlaku tidak hanya di kalangan konsumen saja, tapi juga di kalangan perusahaan. Berdasarkan laporan Statcounter, masih ada lebih dari 9,6 juta PC di Indonesia, yang masih menggunakan Windows XP. Persentase ini masih diatas rata-rata pengguna XP di Asia yang mencapai 28%. Sementara pengguna perangkat yang menggunakan Windows 7&8 di Indonesia sudah mendominasi dengan persentasi 53%.
Microsoft mencatat, pada September 2013, bisnis dan konsumen berangsur-ngsur beralih ke sistem operasi yang lebih baru, sehingga 53% dari semua PC di Indonesia sudah meng-upgrade sistem operasinya. Microsoft menggencarkan peringatan untuk segera beralih ke sistem operasi yang baru sebab, sistem operasi berusia 11 tahun ini tidak lagi dapat bertahan menghadapi serangan keamanan yang canggih, atau memenuhi kebutuhan privasi dan produktivitas kita, demikian tertulis dalam rilisnya. Kemanan XP semakin rentan karena nantinya Microsoft tidak lagi menyediakan update security serta perbaikan lain. Begitu juga dukungan teknis melalui telepon dan online tidak lagi tersedia. Pun berbagai software untuk Windows XP juga tak bisa diupdate ketika ada bug atau error didalamnya.
Apa artinya bagi perusahaan? Lambatnya migrasi menurut Microsoft memungkinkan terjadinya downtime atau terhambatnya layanan kepada pelanggan. Baik terkait kompatibilitas ataupun masalah akibat bocornya keamanan yang disebabkan lubang keamanan di XP. Sebab, berdasarkan laporan dari Microsoft’s Security Intelligence Report, Volume 14 edisi April 2013, Windows XP dengan SP3 lebih rentan 56,5 kali lipat dibandingkan Windows 8 RTM. Sehingga Microsoft menghimbau bisnis dan konsumen melakukan upgrade ke Windows 7 atau Windows 8.
Lucky Gani, Business Group Head, Windows Division, Microsoft Indonesia, menyebutkan “Meskipun berat, konsumen perlu mempertimbangkan sistem operasi yang lebih baru seperti Windows 7 atau 8…hal ini berdampak pada biaya tak langsung apabila terjadi gangguan terhadap kelancaran bisnis. Waktu implementasi umumnya berkisar antara 3 hingga 6 bulan untuk bisnis, dan kami mengkuatirkan waktu yang sangat sempit. Namun kami siap membantu konsumen,” tuturnya.
Charlie Dai – Principal Consultant, Enterprise Architecture, Forrester Research, yang menerbitkan blog berjudul “Berfikir ke depan dan pendekatan pragmatis Migrasi Windows”, berpendapat, “Windows XP dan Windows Server 2003 telah digunakan luas baik di sisi klien maupun server…Saya yakin inilah saatnya para profesional TI serius mempertimbangkan upgrade Windows dalam agenda mereka 6 bulan ke depan karena Windows XP dan OS bajakan tidak dapat diandalkan lagi untuk mendukung bisnis.”
Untuk mengetahui pengalaman berbagai perusahaan bermigrasi ke Windows yang lebih baru, kamu bisa mengunjungi situs Windows Upgrade Centre. Terdapat berbagai informasi dan pandangan dari para analis dan konsumen tentang perjalanan migrasi mereka dari XP. Ada pula berbagai penawaran khusus dari para mitra Microsoft. Microsoft juga menjadwalkan Webcast berjudul “Menata kembali cara Anda bekerja dengan Windows 8 dan beragam perangkat terbaru” dengan studi kasus dari Campari Australia pada tanggal 16 Oktober 2013 jam 10 pagi.
Sumber Berita : pcplus
Sumber Berita : pcplus
0 komentar:
Posting Komentar